Setiap orang pasti mempunyai “masa lalu”. Bisa jadi masa lalu itu terlalu pahit untuk dikenang atau mungkin juga menjadi terlalu indah untuk di ingat. Masa lalu tak bisa kembali, sama seperti halnya dengan waktu.
Namun, dibalik itu semua. Setiap
orang berhak untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjadi pribadi yang
lebih menyenangkan, menjadi pribadi yang dibanggakan, dan menjadi pribadi yang
dapat bermanfaat bagi orang lain. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah). Betapa hadits ini begitu
menginspirasi hidupku. Tidak pernah ada kata terlambat untuk “berubah”. Berubah sekarang atau tidak,
itu memang pilihan kita. Our choice.
Dan aku memilih untuk merubah
hidupku untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, memulai semuanya dengan awal yang baru.
Sedikit cerita tentang masa lalu.
Pribadiku yang dulu jauh dari sosok lemah lembut dan anggun. Sangat jauh sekali
bahkan. Aku tak punya rok kecuali rok SMA, aku sering berteman dengan laki-laki
hingga pribadi ku jauh dari kata perempuan, aku satu-satunya anak perempuan
dari tiga bersaudara sehingga aku selalu menyesuaikan diri dengan mereka, dan
sifat egois ku yang kerap menyakiti hati orang lain. Namun, ketika aku beranjak
SMA lambat laun aku mulai mencari arti hidup ini untuk apa. Mengapa manusia
diciptakan. Mengapa aku harus terlahir. Mengapa siklus hidup manusia begitu stagnan?
Gambar Siklus Hidup Manusia
Sungguh sangat menjenuhkan. Aku
merasa manusia itu seperti robot. Seolah-olah aku ini hidup untuk mengenyam pendidikan
agar mendapatkan pekerjaan dan menjadi kaya. Baru bisa dikatakan sukses. Itu
memang menjadi tujuan, hidup juga harus realistis. Tetapi haruskah menjadi seseorang
yang materialistis terlebih dahulu?
Jujur saja, hati ku merasa kosong
dan hampa. Sampai pada akhirnya aku mulai menemukan sedikit titik terang ketika
bertemu dengan teman SMA-ku.
Tentunya hidayah tidak begitu
saja datang menghampiriku, aku harus mecari dan menjemputnya. Aku mulai
berpikir mungkin dia bisa menjadi perantara Allah untuk mengenalkan Islam lebih
dalam terhadap orang yang begitu awam ini. Akhirnya kami sering berdiskusi
mengenai apapun, berawal dari permasalahan tentang menutup aurat. Aku selalu
bertanya kepadanya dengan aktif dan kritis, sampai pada akhirnya dia menyatakan
hadits yang membuat ia bisa begitu teguh dengan Islam.
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208)”.
Sungguh, jawabannya terlalu
menghujam perasaanku. Walaupun pada saat itu aku menyandang status sebagai
perempuan yang tomboy, namun ketika
mendengar kebenaran Islam hatiku seperti ingin menangis, entah kenapa aku bisa
merasakan seperti itu. Aku ingin berubah. Jadi pakaianku selama ini sangat jauh
dari apa yang Allah perintahkan serta segala perbuatanku.
Sedikit demi sedikit, ruang hampa
di hatiku ini mulai terisi. Mulai terisi dengan Islam. Ya, hanya dengan Islam
aku berubah dan aku kembali. Mulai detik itu, aku sering mencari tahu Islam
lebih dalam lagi dan lebih dalam… Percaya tidak percaya, mecaritahu
syari’at-Nya itu sangat menentramkan jiwa. Hati ku pun mulai berkata, “Aku
ingin lebih dekat kepada-Mu yaRabb”. Aku juga mulai mengerti, hidayah itu
takkan kudapatkan bila pada saat itu aku tidak mencarinya dengan cara aku
bertanya kepada temanku.
Aku mulai mendapatkan
jawaban-jawaban yang selama ini berkelut dalam pikiranku, mengenai mengapa aku
diciptakan, mengapa aku hidup dan apa sebenarnya arti hidup ini. Namun,
hebatnya Allah adalah dengan pertanyaanku yang lumayan banyak, Ia cukup menjawabnya dengan 1 ayat. Ya, Satu ayat namun
sangat jelas dan begitu dalam.
(56: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ (الذاريات
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS Adz-Dzariyat (51) : 56)
Bukan hanya
manusia, namun Jin pun juga harus beribadah kepada Allah azza wa jalla.
Tingkatan dan tatanan bahasa yang tinggi untuk dimengerti. Ya, itulah
Al-Qur’an. Kandungan-Nya yang memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk hidup hanya beribadah kepada Allah, menghamba kepada-Nya dan
harus sesuai dengan ridha-Nya. Dimana ketika kita melangkahkan kaki keluar
rumah, kita harus taat pada syariat-Nya yaitu menutup aurat. Ketika kita bermuamalah maka kita juga harus taat dengan syari’at-Nya yaitu dengan tidak
memakan harta riba. Ketika kita ingin memakan makanan maka kita harus
memerhatikan standart halal dan haram, dll.
Wah.. Subhanallah,
Allah Maha Besar, ternyata Islam teramat menyeluruh. Semua problematika
kehidupan, Islam punya solusi. Salah satu hal yang selalu kusesali adalah
mengapa aku baru mengenalnya saat ini…saat dulu aku masih kelas 3 SMA.
Namun, rasa Syukur yang tak henti
ku ucapkan adalah Terima kasih ya Allah, karna engkau tidak menutup pintu hatiku
untuk menerima kebenaran yang haq.
Dari titik terang ini, aku
berjanji untuk selalu mencari jalan-Mu dan menjadi hamba yang lebih dekat
kepada-Mu dengan cara mengkaji dan mengkaji Islam lebih dalam lagi. Al-Qur’an
dan hadits akan menjadi pedomanku. Awal yang baru akan ku gariskan sebaik
mungkin. Tidak ada kata terlambat untuk memulai semuanya. Sejarah mungkin tak
akan pernah mencatat perubahanku, namun Allah Mahatahu. Ya, awal yang baru
sudah dimulai dari sekarang! J