Sudah lama rasanya ga pernah
menulis lagi, entah ada angin apa tiba-tiba pengen aja nulis. Emang sebenernya
dari dulu suka nulis di diary sih,
tapi semenjak buku diary suka
dibaca-baca sama orang tanpa izin si empunyanya jadi sempat kesal bin males
nulis lagi, pfft. (hhe)
Hmm sudah lah lupakan saja hho.
Kalau perasaan hati lagi sedih, ga tau kenapa pengen aja nulis, meski sekarang
saya sebenernya ga tau pengen nulis apa saat ini. Nulis laporan? Huaa.. tidaaak
masih numpuk, mau rileks dulu sejenak dari laporan-laporan deadline yang menghantui malam ini. Ohya nulis ini aja, kisah saat
kunjungan industri minggu lalu.
Inti dari kisahnya sih sebenernya sederhana “jangan pernah menyepelekan orang lain”
siapapun itu yang mungkin kamu anggap ia sesuatu yang rendah di mata mu.
Singkat cerita…
Seorang pemuda yang hanya lulusan SD, ga pernah mengira kisah
hidupnya bisa seperti saat ini. Berawal dari perjalanan hidup yang bisa
dibilang sangat pahit, terlibat narkoba, pergaulan bebas, mabok-mabokan dan
lain sebagainya, semua itu menghantui hidup sang pemuda ini. Mungkin kisah ini
adalah mimpi buruk yang pernah beliau alami. Tapi ini nyata adanya loh. Kalian
tahu apa yang terjadi padanya saat ini? Beliau sekarang saat ini bisa dibilang
hidupnya cukup sukses dengan bisnis yang beliau geluti saat ini.
Yah walaupun sederhana, tapi saya
diam-diam kagum dengan kegigihannya dalam melawan hidup yang keras ini, pada
sistem yang sangat menyengsarakan kita. Beliau menekuni bisnis kecil-kecilan
yang sekarang bisa dikategorikan dalam bisnis kelas menengah. Bisnis yang
beliau tekuni saat ini diberi nama “Cageur Group” Hayoo.. mungkin yang orang
Bogor pada tau? Atau mungkin pernah makan “jajanan” nya? Hhe.
Cageur Group ini memproduksi
aneka macam rasa cireng, cilok, lumpia, dan donat (FYI; ini sih yang baru saya
tahu aja ya). Sederhana bukan? Tapi menghasilkan omset yang cukup besar.
Padahal cuman jual jajanan sekolahan aja yah? Hehe. Eittt jangan salah, justru
karna jajanan sekolah ini yang di gandrungi dan menjadi jajanan favorite anak-anak sekolahan ketika
hendak pulang sekolah. Suka ngerasa kangen ga sih sama jajanan saat masih SD
dulu? Rasanya tuh kayak nostalgia pas liat jajanan SD, jadi kangen sama SD :( aih *gagalfokus* *oke
kembali ke pembahasan sebelumnya*
Jadi, sang pemuda ini bernama Pak
Bram. Beliau membangun bisnis ini bersama istrinya saat itu. Pada awal kali
membangun bisnis ini, tentu ga serta merta langsung laku. Pernah cireng yang di
jual sama Pak Bram ini ga laku di jual, akhirnya beliau sekeluarga seharian
makanin cirengnya dan kalau ada sisa terpaksa dibuang :(.. Pak Bram ini sempet off dari bisnisnya, karna beliau merasa
bisnis ini kurang “prospek”. Beberapa bulan kemudian, istrinya ngajak Pak Bram
memulai bisnisnya kembali dengan resep yang berbeda, dan taraaa…. Resep nya
manjuuur.. konsumen pada sukaa.. tapi sebabnya pasti bukan hanya pada resep nya
aja yang bisa ngejual 8000 cireng dalam 1 hari (untuk di daerah bogor aja loh
ya, soalnya cageur group udah menyebar di beberapa kota di Indonesia).
Saya bertanya dengan beliau “Pak,
kok bisa ngejual segitu banyaknya cireng dalam 1 hari?” lalu beliau menjawab
“Bisnis itu silaturahmi teh, saya selalu jalin silaturahmi dengan orang lain.
Lagi pula saya berbisnis juga bukan untuk keuntungan semata, tapi gimana
caranya orang bisa ternafkahi dengan saya membuka usaha cageur group ini.”
Saya kemudian berpikir ‘bisnis itu silaturahmi’ ucap saya dalam
hati. Saya bertanya lagi kepada beliau “lantas bagaimana cara bapak mendapatkan
reseller sebanyak banyak ini?” beliau
menjawab kembali “pandai-pandai bergaul teh sama orang lain, dan intinya jangan
pernah menyepelekan orang lain. Saya mah ga pernah menganggap pekerja saya
sebagai pegawai, saya anggap mereka semua seperti saudara saya. Jangan sampai
ketika kita semakin kaya, kita semakin sombong, lupa dengan diri kita dahulu
seperti apa.”
Kata-kata yang menohok saya pada
saat itu adalah ‘jangan pernah menyepelekan orang lain’. Orang yang
berpendidikan rendah ternyata etika nya lebih tinggi terkadang daripada orang
yang sudah berpendidikan tinggi. Sebenernya banyak dialog yang saya dengan
kelompok saya diskusikan dengan beliau, namun dari wawancara ini saya belajar
dan semakin tersadarkan. Tiap-tiap diri kita ini sangat berharga. Jangan pernah
meremehkan diri sendiri apa lagi meremehkan atau menyepelekan orang lain. Roda
ini berputar. Rezeki itu minallah.
Kaya bukan berarti lupa dari mana
kita berasal. Ketika usaha kita 100%, maka hasilnya pun bisa kamu rasakan
sendiri :)..
Jangan pernah menyepelekan orang lain walaupun ia lebih rendah derajatnya
daripada dirimu yang saat ini telah diberikan nikmat yang serba berkecukupan.
Menghargai orang lain akan membuat dirimu akan dihargai oleh orang lain. Inilah
kisah kasih manusia yang justru membuat drajat kita lebih tinggi dari pada
orang yang lupa akan siapa dirinya dahulu dan lupa terhadap siapa Sang Pemberi
Rezeki. Sekian.